Mendekat dengan Sholawat

Seperti sudah ((SERING)) saya ceritakan di blog ini, awal-awal perpisahan saya dengan anak yang mondok terasa begitu berat bagi saya. Mulanya saya mencari tips bagaimana cara orang tua menenangkan hati sementara anak di Ponpes, ketemu beberapa artikel. Namun, sejatinya artikel-artikel tersebut hanya mampu meredakan gemuruh di otak saya dengan memberikan beberapa fakta yang dapat dicerna dan diterima oleh logika. Sayangnya, gelisah di dada saya masih terasa.

Hingga suatu ketika, sakit di lutut saya tak kunjung sembuh meskipun saya sudah berikhtiar ngurut beberapa kali. Dan, pada saat itu lah saya teringat Sholawat Tibbil Qulub yang memang biasa saya dan keluarga amalkan jika ada yang sakit. Bunyinya sebagai berikut:

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ طِبِّ الْقُلُوْبِ وَدَوَائِهَا، وَعَافِيَةِ الْاَبْدَانِ وَشِفَائِهَا، وَنُوْرِ الْاَبْصَارِ وَضِيَائِهَا، وَعَلٰى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم

Allohumma Sholli ‘ala sayyidinaa muhammadin thibbil qulubi wa dawa ihaa wa ‘afiyatil abdaani wa syifaa ihaa wa nuuril abshoori wa dhiyaa ihaa wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wa sallim.

Artinya: “Ya Allah limpahkan rahmat kepada junjungan kami nabi Muhammad Saw, sebagai obat hati dan penyembuhnya, penyehat badan dan kesembuhannya, sebagai penyinar penglihatan mata beserta cahayanya dan semoga rahmat tercurah limpahkan kepada para sahabat beserta keluarganya.”

Saat membaca kalimat sholawat tersebut untuk kesembuhan lutut saya, saya teringat kata per kata artinya dan terenyak. Masya Allah. Ke mana aja, Tong?! Omel saya dalam hati. Ini ada obat penawar gelisah hati, ngapah kagak dipake dah? (Nah, keluar, kan, Betawi-nya!)

Akhirnya sejak saat itu, setiap kali teringat anak saya, saya membacakan sholawat ini, sambil juga ikhtiar meminta doa dari salah seorang Bidadari Bumi yang saya kenal, Ustadzah Halimah Alaydrus. Alhamdulillah gundah pun perlahan-lahan sirna.

Bukan hanya itu, saya juga minta tolong kepada salah seorang Ustadzah di Ponpes anak saya untuk menyampaikan kepada anak saya, jika kesehatannya sedang terganggu atau jika sedang rindu, agar membaca sholawat tersebut, agar hatinya lebih tenang.

Mengenai apa itu sholawat dan keutamaannya, banyak sekali dibahas di berbagai buku dan artikel. Salah satunya dapat dibaca di sini. Karenanya, saya sekarang ini bukan lah hendak menjabarkan semua itu karena ilmu saya yang masih sangat sedikit. Saya hanya sekadar berbagi pengalaman saya dan orang-orang di sekitar saya dengan sholawat. Bahkan sholawat, jangankan untuk hal yang besar, untuk hal yang kecil seperti mencari barang saja dapat membantu. Menarik, kan?

Perkenalan saya lebih jauh dengan sholawat sebenarnya terjadi setelah saya menikah. 
Ummi mertua kerap berpesan, "Kalau lagi masak atau kalau lagi cari barang yang hilang, sambil baca sholawat." Dan, masya Allah, Ummi mertua saya itu kalau masak apapun sedepnya luar biasa. Soal mencari barang, kalau pas ada yang hilang, Alhamdulillah bisa ketemu. Itu karena saya ikutin Ummi mertua, mencarinya sambil bersholawat. Kok bisa gitu ya? Kalau saya pikir lagi, kita nih kalau barang yang lagi kita butuh trus hilang, kan jadi kesel ya? Nah, dengan bersholawat, hati jadi lebih tenang, karenanya, kita bisa mencari tanpa heboh atau grasa-grusu. Jadi, dengan pertolongan Allah dan syafaat Rasulallah SAW, yang didukung dengan ketenangan hati, barang itu pun akhirnya ketemu, deh!

Lalu Mama juga bercerita bahwa ada salah seorang almarhumah kerabat kami, sepupu Jid saya, yang meskipun sudah tua, namun sangat kuat dan penuh semangat. Hingga usianya yang tak muda lagi dan hingga kakinya sudah sulit berjalan sekalipun, beliau masih berkeliling Jakarta untuk berdagang sekaligus bersilaturahmi. Ke mana aja sampe! Ternyata kuncinya ada pada amalannya, yaitu Sholawat Tibbil Qulub di atas.

Hingga akhirnya pada tahun 2007 ada kerabat Papa yang membuat buku saku kumpulan Sholawat, yang ia bagikan secara gratis, berisikan 43 sholawat. Masya Allah, saya senang sekali. Karena, walau tahu bacaan Sholawat Tibbil Qulub bagaimana, saya saat itu tidak tahu tulisannya dalam bahasa Arab. Dan, tentu saja di buku itu ada, beserta artinya. lagi. Bacanya jadi gak ngaco dan sambil diresapi artinya kata per kata. Dan, dari buku tersebut pula saya mengetahui fadilah bahkan kisah menarik di balik beberapa sholawat yang banyak diamalkan orang.

Walau begitu, meskipun fadilah sholawat itu sangat banyak, mungkin sebaiknya kita bersholawat jangan hanya karena ingin mendapatkan manfaatnya. Tapi coba agar kita juga niatkan sholawat itu untuk menyambungkan hati kita dengan hati Baginda Rasulallah SAW. Sehingga meskipun kita berabad jarak dari Beliau, hati kita selalu dekat dengan hati Beliau. Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.

So, tunggu apa lagi? Ayo, sholawat!

Comments

Popular Posts